Jangan Terburu-Buru Produksi Barang Sendiri Sebelum Anda Menguasai Hal Ini
Saat ini jika seseorang memiliki bisnis, identik dengan orang
tersebut memiliki produk sendiri untuk dipasarkan. Entah itu berupa
makanan, baju, tas, sepatu, atau produk lainnya yang di labeli dengan
brand sendiri.
Memiliki produk dan brand sendiri memang jadi impian banyak
manusia.Kan keren tuh, di kartu nama nanti bisa jadi namanya adalah “Ali
bin AbiThalib – CEO of Rarira Clothing” atau “Jenny Bachdim – CEO of
Lueta Bag”. Kerenkan?
Tapi apakah kita harus mempertaruhkan modal kita untuk menelurkan
brand baru dan langsung produksi massal? Apakah bijaksana jika Anda
langsung menghabiskan modal usaha untuk produksi massal?
Jika Anda memiliki modal cukup besar, silakan Anda langsung produksi
massal meskipun Anda adalah pengusaha baru.Tapi jika Anda modalnya minim
atau bahkan tanpa modal? JANGAN COBA-COBA NEKAD PRODUKSI MASSAL.
“Tapikan impian saya memang punya brand sendiri?”
Iya, paham.Tapi sekali lagi, mohon cek ulang permodalan Anda plus perhitungkan kembali resiko ketika Anda produksi massal.Karena ketika Anda memproduksi sendiri produk Anda, ada banyak biaya yang nantinya akan rutin menyedot modal Anda setiap bulan, seperti :
• Penyediaan bahan baku
• Penyediaan dan perawatan mesin
• Upah pegawai produksi
• Gaji pegawai Quality Control
Iya, paham.Tapi sekali lagi, mohon cek ulang permodalan Anda plus perhitungkan kembali resiko ketika Anda produksi massal.Karena ketika Anda memproduksi sendiri produk Anda, ada banyak biaya yang nantinya akan rutin menyedot modal Anda setiap bulan, seperti :
• Penyediaan bahan baku
• Penyediaan dan perawatan mesin
• Upah pegawai produksi
• Gaji pegawai Quality Control
Belum lagi Anda harus bisa membagi pikiran Anda antara produksi dan
pemasaran.Dan jangan salah, banyak bisnis di dunia ini jatuh di
tahun-tahun awal karena ownernya tidak bisa fokus antara pemasaran
dengan produksi.
Produksi itu memerlukan perhatian besarloh. Jika tidak kita awasi,
bisa-bisa pegawai boros bahan, bisa-bisa salah meramu bahan, dan bisa
jadi juga pegawai justru curang sama owner dengan korupsi bahan supaya
di rumah ia bisa produksi untuk dia sendiri tapi di depan bos dia
laporan, ”Bahannya kurang, Pak.” (Udah seringloh kejadian kayak begini).
Ujung-ujungnya yang rugi tetap pemiliki usaha.Modal belum balik,
masih harus memikirkan kerugian dan menyiapkan jalur pemasaran yang
belum stabil.
SOLUSINYA BAGAIMANA DONG?
Jika Anda tipikal pengusaha bermodal besar dan berani dengan resiko
besar di atas, silakan saja Anda langsung produksi massal.Tapi
sebenarnya ada cara yang lebih bijak sebelum Anda nekad produksi masal
sendiri.
Yaitu : kuasai pemasarannya! Di awal, silakan jual produk orang lain
dulu dengan system dropship. Jika Anda sudah menguasai pasarnya, dan
Anda rasa income dari bisnis dropship Anda sudah bagus, silakan Anda
menggunakan modal Anda untuk produksi massal.
“Jadi jualin barang orang lain dong? Terus barang saya kapan dijualin?”
Beginiloh, ketika Anda jadi dropship, Anda akan fokus pada pemasaran. Anda fokus menguasai teknik-teknik pemasaran dan Anda jadi terbiasa jeli membaca peluang dan potensi pasar yang ada.
Beginiloh, ketika Anda jadi dropship, Anda akan fokus pada pemasaran. Anda fokus menguasai teknik-teknik pemasaran dan Anda jadi terbiasa jeli membaca peluang dan potensi pasar yang ada.
Jika pun ketika jadi dropship barang Anda tidak laku, Anda tidak akan
rugi. Karena Anda tidak ada kewajiban untuk produksi setiap bulan dan
membayar upah pegawai produksinya.
Bayangkan ketika sudah terlanjur produksi masal, tiba-tiba barang
tidak laku.Betapa stressnya Anda karena harus membayar upah pegawai,
tapi income belum ada karena Anda belum lihai memasarkan.
Intinya, kuasai pasar dahulu.Tidak usah memaksa produksi di awal.
Anda bisa gunakan barang orang lain untuk dipasarkan. Yang penting Anda
sudah berhasil mencetak keuntungan dari keahlian memasarkan Anda.
Bisnis itu ujung-ujungnya PROFIT, bukan produksi melulu.
EmoticonEmoticon